Lingkok Kuwieng, begitu nama
tenarnya. Tapi masyarakat setempat menyebutnya dengan Uruek Meuh ( Lobang
Emas). Lingkok Kuwieng bukanlah nama desa, juga bukan nama pemuda tampan dengan
kumis tpisnya, atau nama satwa liar dihutan belantara. Lingkok Kuwieng sebenarnya
salah satu destinasi wisata alam berbentuk sungai yang berkelok dengan air
terjun kecilnya, diprovinsi Aceh, Kabupaten Pidie, Kecamatan Padang Tiji yang
akhir-akhir ini mem-boom-ing dikancah para pencari surga alam. Dari pasar
Kecamatan setempat menuju Lingkok Kuwieng, akan membutuhkan waktu tempuh dalam
keadaan normal , lebih kurang 2 jam menggunakan sepeda motor. Dengan keadaan
medan menanjak dan penuh bebatuan, juga sesekali tanah liat. Sebagai referensi
awal bagi yang belum pernah mencoba trip ke Lingkok Kuwieng tersebut,
perjalanannya akan sangat melelahkan dan menguras tenaga.
Dan kebenarannya, Lingkok Kuwieng
tidaklah seindah Grand Canyon, lukisan sungai Colorado diutara Arizona. Atau se-wow
cerita yang kita dengar dari mulut ke telinga, seperti issue yang beredar. Namun,
Lingkok Kuwieng menjadi beda dari destinasi lainnya karena keunikan dinding dari
sungai Lingkok Kuwieng tersebut. Dinding-dindingnya adalah bebatuan yang terlihat diukir atau terpahat dan
tersusun rapi bagai dinding istana. Diantara pahatan-pahatan dinding bebatuan
terdapat juga beberapa gua kecil yang berbentuk
horizontal dan dipenuhi Kelelawar
bergelantungan bak Batman.
Sayangnya dan sangat menyayat
hati, sejak Lingkok Kuwieng jadi incaran
para wisatawan lokal, banyak plastik dan sampah lainnya yang berserakan
ditempat tersebut. Sekedar menasehatkan diri dan kawan-kawan, jika ingin menempatkan
diri sebagai pengunjung, tetap jaga kebersihan tempat dan aliran airnya dari
sampah yang kita bawa,baik itu plastik, atau sampah lainnya. Sekecil apapun
sampahnya, bawa pulang kembali sampah yang kita ajak kesana, demi kelestarian
lingkungan sekitar.
---Keep Conservation---
(Doc: Mapala JE/2010) |
0 Response to "Ramah dan Sopanlah Pada Lingkok Kuwieng"
Post a Comment