Memaknai Kembali Cinta



“Kita bisa menyembuhkan penyakit-penyakit fisik dengan obat-obatan tapi satu-satunya penyembuhan bagi rasa kesepian, hilang harapan, rasa tak berdaya adalah cinta”
“Mother Teresa”

Banyak orang salah dalam mengartikan dan meletakkan rasa cinta di era modern ini, hingga cinta dianggap menjadi obrolan dewasa yang tak layak. Fenomena saat sekarang manusia cenderung memandang cinta dengan nafsu syahwat, dengan seks. Akhirnya cinta dimaknai dengan pacaran dan pernikahan dan kebutuhan biologis semata. Bahkan kadang saat pria mengatakan kepada teman pria-nya “aku mencintaimu,” akan dianggap homoseks atau gay. Padahal Cinta seharusnya rasa yang mulia yang Tuhan anugerah kepada hamba-Nya, kenapa harus hinakan dengan seks, meskipun seks bukanlah hal yang hina. Namun ditilik dari perilaku seks manusia di abad ini, perilakunya melebihi dari hewan.

Melalui tulisan ini, akan kita coba bicarakan tentang Memaknai Kembali Cinta yang sebenarnya. Cinta semestinya rasa yang indah dalam hidup, cinta menjadi semangat untuk bertahan hidup disaat merasa dalam kesusahan hidup dan derita hidup, bahkan seseorang terbentuk karakter dan perilakunya oleh apa yang dicintainya. Terlalu sempit pandangan tentang cinta jika hanya sekedar menganggap ekspresi cinta untuk memiliki, pacaran, pernikahan, seks. Karena cinta merupakan sisi sosial natural yang ada pada manusia, dengan cinta berjuta-juta manusia bisa saling hidup berdampingan di alam semesta ini. Cinta melahirkan rasa ingin berbagi terhadap sesama dan makhluk lainnya, hingga tercipta keseimbangan hidup yang tertata di muka bumi.

Memaknai Kembali CintaSebuah ungkapan dalam buku “(Untuk) 13+ Remaja Juga Bisa Bahagia Sukses Mandiri” yang ditulis oleh Alwi Alatas, menjelaskan; Tugas membuat kita melakukan sesuatu dengan baik, tetapi cinta membuat kita melakukan sesuatu dengan indah. Ya, sebenarnya cinta mampu mendorong seseorang untuk menghasilkan kreatifitas dan karya terbaiknya pada apa yang dicintainya. Berapa banyak tulisan, puisi romantis, sajak indah, yang telah dihasilkan oleh para penyair yang mencintai dunia tulis-menulis dan sastra, berapa banyak orang yang menanam pohon tanpa pamrih untuk kehidupan di muka bumi dari kecintaannya pada lingkungan, berapa banyak lukisan tercipta hanya karena rasa cinta pada dunia seni. Secara tidak langsung itu telah membuktikan Cinta bukan sekedar hubungan lawan jenis dan kebutuhan biologis.

Dilihat dari sisi agama pun, cinta merupakan hal yang penting untuk menjemput kebahagiaan spiritual manusia, bahkan semua agama mempercayai dan menghargai cinta. Dengan kasih sayang cinta Tuhan semua umat agama meyakini akan membawanya ke Surga kelak, yang telah di janjikan dalam semua kitab suci agama.

Buka kembali ruang renung dalam benak anda masing-masing, tentang sikap, perilaku, dan perasaan yang tulus yang pernah anda perbuat  terhadap sesama manusia hingga makhluk hidup lainnya dengan senang, ikhlas, tanpa mengharap imbalan apapun. Bukankah itu reaksi pada dasar kecintaan anda? Tanpa cinta, ketulusan-ketulusan tidak akan hadir pada manusia yang menjadi makhluk tersempurna dari segala makhluk.

Bagaimanapun, cinta memang bukanlah seks dan tidak bisa disamakan dengan seks, jika pun benar seks merupakan bagian dari ekspresi cinta, namun itu bukan maha ekspresi dari cinta. Cinta adalah rasa kasih sayang yang dimiliki seseorang terhadap sesama manusia, sesama makhluk.  Seperti kata Robert Heinlein “Cinta merupakan suatu kondisi ketika kebahagiaan orang lain menjadi penting bagi anda.” Cinta bukan tuntutan, dan tidak menuntut apapun sebelumnya, dan jika pun ada imbalan  dari cinta setelah itu, maka itu adalah buah dari cinta yang merupakan konsekuensi dari cinta yang tulus.


Pahamilah kembali cinta dengan baik dan benar, cinta tidak tentang keinginan, bukan tentang nafsu, tapi cinta ketulusan berbuat/berniat/prasangka baik terhadap Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan alam sekitar kita. Cinta mendatangkan kedamaian yang sangat bertolak belakang dengan lawan katanya dalam kamus bahasa ‘benci’ yang mendatangkan mala petaka untuk kehidupan. Berbicara cinta adalah berbicara bahagia,nyaman, aman, tenteram, selain itu bukanlah cinta. Hingga akhirnya kata cinta merupakan sebuah ungkapan rasa yang indah dan tidak pernah bosan untuk didengarkan, walaupun terkadang diungkap dalam keadaan berlebihan. Dan cinta membuat sesuatunya menjadi lebih menarik dan berkesan. Tebarkanlah cinta yang sebenarnya cinta.