Saat bencana disorot oleh media
dan dipertanyakan penyebab bencana alam, pemerintah dan masyarakat juga selalu saling
menuding sebab terjadinya bencana. Pemerintah mengatakan “masyarakat tidak
mengindah peringatan pemerintah tentang akibat ini-itu hingga terjadi bencana
alam.” Sedangkan masyarakat mengatakan “ kurangnya perhatian dan kontribusi pemerintah
untuk memprogramkan peminimalisir terjadinya bencana alam.” Setelah sekian
banyak bencana yang melanda bumi indonesia. Sadar atau tidak, pemerintah dan
masyarakat kita hanya kebakaran jenggot saat dan setelah beberapa hari atau
bulan bencana melanda. Sibuk menanam pohon di bukit-bukit dan tanah yang sudah gundul
dan membersihkan sampah-sampah disungai, tapi setelah itu kembali kita
mengabaikan dan lupa apa yang harus kita lakukan untuk meminimalisir dan mencegah
bencana itu terulang kembali.
Perlu kita sadari saling menuding
dan menyalahkan tidak akan pernah mengakhiri dan menjauhkan kita dari bencana
alam yang memporak-porandakan negeri ini. Hanya akan memperlambat kesadaran
untuk menjaga lingkungan kita sendiri. Pernahkah kita menanyakan pada hati kita
masing-masing. Tanggung jawab siapa lingkungan ini? Siapa yang merasa dampak baik
dan buruknya dari keadaan lingkungan sekitar kita? Aku yakin semua jawaban yang
kita temukan “bukan pemerintah atau masyarakat” tapi “kita.” Nah, dari jawaban
hati kita masing-masing, masihkah kita berharap pemerintah atau masyarakat yang
akan menjaga lingkungan ini?
Menebang pohon secara liar,
membuang sampah sembarangan, membuka area perkebunan secara membabi buta hingga
tiada lagi hutan penghasil oksigen untuk manusia, pembangunan dengan alasan
memajukan ekonomi secara berlebihan hingga
harus mengorbankan pepohonan-pepohonan yang menjadi penyangga air dan
megabaikan kebutuhan rakyat kelas bawah adalah beberapa sebab yang akan
mengakibatkan bencana alam. jika menanyakan kepada masyarakat “kenapa menebang
pohon,membuka perkebunan secara liar,membuang sampah sembarangan?” jawabannya
tidak kita sangsikan lagi “tidak ada pilihan lain mencari nafkah untuk
menghidupi keluarga atau itu satu-satunya lapangan kerja yang bisa didapatkan.” Ya, itu jawaban yang sangat
sering terlontar dari masyarakat atau pemerintah. Tidak bisa kita salahkan untuk
menunaikan keharusan manusia menyamankan perut demi menyambung hidup. Itu kebutuhan
yang tidak bisa kita hindarkan. Tapi menjaga lingkungan sebagai kewajiban tidak
bisa banding-bandingkan dengan kebutuhan. Karena kebutuhan manusia selalu tidak
akan cukup dan puas.
Sebenrnya lingkungan tidak memerlukan
program-program khusus untuk kelestariannya. Lingkungan juga tidak butuh perawatan
khusus seperti perawatan wajah-wajah artis nasional atau dunia untuk menjadi
indah dan aman untuk kita lihat dan kita huni. Kita hanya perlu menjaga
lingkungan kita seperti apa adanya untuk mencegah bencana alam. Mengurangi
penghasilan sampah yang tidak terurai seperti plastik, tidak membuang sampah
sembarangan, tidak menebang pepohonan sembarangan yang menjadi penyangga air.
apakah kita sebagai penikmat segala yang ada dilingkungan ini sulit melakukannya?
Anak kecil juga mampu melakukan hal seperti itu, generasi sebelumnya dan nenek
moyang kita mampu menjaganya, kenapa kita tidak.
Pemerintah juga harus siap mendidik
masyarakatnya dari sejak dini dengan ilmu-ilmu pengetahuan baik alam dan sosial
hingga melahirkan masyarakat yang kreatif dalam mengurus urusan perut dan
kebutuhan tanpa harus merusak lingkungan lagi. Pemerintah harus mampu membuka
lapangan kerja yang lebih layak bagi rakyatnya. Memang bukan hal mudah seperti
membalikkan telapak tangan bagi pemerintah, tapi bukankah itu merupakan bagian
dari tugasnya dalam mengelola birokrasi negri?
Belajar dari pengalaman bencana
alam yang sudah kita alami. Pemerintah dan
masyarakat jangan lagi kecolongan dengan bencana alam. Ubah perilaku hidup,
kepentingan politik, ekonomi yang merusak lingkungan. Mari kita lestarikan alam
dengan kesadaran kewajiban dan kepentingan individual. Bukan aku, kamu dan dia
atau mereka, tapi untuk kita sendiri.
Pembangunan dan investasi memang perlu
untuk memajukan ekonomi sebuah negara tapi jangan membuat pembangunan dan
investasi mengabaikan lingkungan dan kebutuhan rakyat kelas bawah. Seimbangkan antara
pembangunan-pembangunan, mensejahteraan masyarakat terutama kelas bawah,
pendidikan yang memadai dan lapangan kerja yang cukup serta pelestarian
lingkungan sekitar kita. Pemerintah dan masyarakat saling mendukung untuk
menjaga lingkungan hingga alam ini tetap lestari, lingkungan terjaga dan
masyarakat damai dan jauh dari ancaman bencana alam.
0 Response to "Jaga Lingkungan dan Alam sekitar Mulai Sekarang"
Post a Comment